background-attachment: fixed;

Selasa, 31 Januari 2012

Penggemukan Sapi potong


Jumat, 15 Juli 2011


Penggemukan Sapi Potong

PENGGEMUKAN SAPI POTONG
(Beef Caffle Fatlenty)



     Kabupaten Temanggung merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Luas lahan pertanian mencapai 60,956 Ha dengan suhu udara antara 18° C – 28° C dan curah hujan antara 1.000 – 3.100 mm/tahun. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan.sapi4
     Usaha di bidang peternakan ini kini semakin banyak diminati khususnya penggemukan sapi potong. Di Temanggung selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak. Pemerintah Kabupaten Temanggung sendiri saat ini tengah menyediakan lahan bekas galian C yang berada di Desa Kwadungan Gunung dan Desa Kwadungan Jurang untuk proyek penggemukan sapi potong. Proyek ini ditujukan untuk menarik investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri disamping itu juga untuk memberi ruang kerja bagi penduduk sekitarnya.

Potensi
     Usaha penggemukan sapi potong memiliki potensi yang cukup baik dengan pertimbangan antara lain populasi sapi potong di Kabupaten Temanggung sebanyak 35.342 ekor, sebagian besar (60%) peranakan Simental dan Limousine. Selanju8tnya agroklimat (suhu udara, kelembaban dan curah hujan) sangat cocok untuk penggemukan sapi dan budaya masyarakat petani/pertanian sangat akrab dengan ternak khususnya sapi potong.
     Selain itu produksi Hijauan Makanan Ternak (HMT) setara dengan 240.148 Animal Unit (AU), sedangkan populasi ternak (sapi, kerbau dan domba/kambing) setara dengan 81. AA1 AU, sehingga masih dimungkinkan pengembangan ternak sebanyak 158.707 AU (setara dengan 158.707 ekor sapi). Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, kulit kopi dan lain-lain banyak didapat dan relative murah.
Prospek
     sapi3Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan protein kewani akan meningkat. Selain itu, menurunnya import sapi dari Amerika, Australia, India dan lain-lain karena penyakit Antrax, mulut dan kuku serta sapi gila, mendorong peternakan local menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organic bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan).
     Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidk pernah menurun, cenderung 5 – 8 % diatas rata-rata inflasi. Dan yang perlu dicatat adalah pengeluaran sapi siap potong dari Kabupaten Temanggung ke luar daerah (Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta dan lain-lain) tercatat sebanyak 150-175 ekor/bulan.
     Penggemukan sapi potong didorong untuk memanfaatkan lahan bekas penambangan galian C milik Pemkab Temanggung. Usaha ini diharapkan dapat mensuplay kebutuhan daging sapi local (Temanggung dan Magelang), regional (Semarang, Tegal dan Wonosobo) dan nasional (Jakarta, Bandung, Cirebon). Selain daging, usaha ini juga dapat menjadi penghasil pupuk organik (padat dan cair). Disamping itu untuk menyerap tenaga kerja.
Menejemen teknis
     Dasar Perhitungan dalam usaha ini adalah sistem penggemukan (fatting) yang dikombinasikan dengan tradding (jual beli), jumlah sapi/kapasitas kandang 500 – 550 ekor dan lama penggemukan 5 – 6 bulan, 5,5 bulan = 150 hari. Selain itu sistem in – out  + 150 ekor/bulan, produksi + 1.150 ekor/tahun dan tenaga kerja administrasi 3 orang, teknis 1 orang, dan kasar 50 orang.
     Asumsi yang didapat adalah berat badan bakalan (awal) + 420 kg dengan harga Rp. 25.000,-/kg dengan harga jual sapi Rp. 23.000/kg (beda beli dan jual = Rp. 2.000,-/kg). Selanjutnya ADG ( pertambahan berat badan) rata-rata 0,8 kg/ekor/hari dan kebutuhan rumput + 10% dari berat badan (BB) dan konsumsi konsentrat + 1% dari BB. Asumsi lainnya kotoran sapi tertampung + 8 kg/ekor/hari dan urine sapi tertampung + 5 liter/ekor/hari.

Analisa Usaha
Investasi Tetap 
Fisik (Usia Pakai 15 tahun ) yang meliputi  kandang Penggemukan + karantina, tempat copper + garasi, penampungan dan prosesing pupuk,gudang pakan, tempat timbangan ternak, kantor + gudang alat, pos jaga, dan pagar Keliling mengeluarkan dana sebesar Rp.2.708.500.000,- dengan perhitungan penyusutan Rp. 180.565.000/tahun.
Untuk prasarana (usia pakai 10 tahun) meliputi truk 2 buah, pick Up 2 buah, copper 2 buah, timbangan ternak 1 buah, dan alat-alat kantor yang semuanya mengeluarkan dana sebesar Rp. 1.110.000.000,- dengan penyusutan Rp. 111.000.000,-/tahun)
Alat-alat Kesehatan Hewan (usia pakai 3 tahun) mencapai Rp.      24.000.000,- dengan penyusutan Rp. 8.000.000,-/tahun, dan alat-alat Kandang (usia pakai 2 tahun) sebesar Rp.      20.000.000,- dengan penyusutan Rp. 10.000.000,-/tahun.
sapi2
Cast Flow
Perhitungan/ekor/periode (150 hari).
Pengeluaran
-   Selisih harga bibit – harga jual/kg
    400 kg x Rp. 2.000,-                   = Rp.   800.000,-
-   Pakan
    1) Rumput 40 kg x 150 hari x Rp. 100          = Rp.   600.000,-
    2) Konsentrat 4 kg x 150 hari x Rp. 1.500,-   = Rp.   900.000,-
                                       Jumlah                          = Rp.1.500.000,-

-    Obat-obatan 150 hari x Rp. 750,-                = Rp.   112.500,-
-    Tenaga kerja                                             = Rp.   225.000,-
-    Operasional dll                                           = Rp.    50.000,-
                                        Jumlah                          = Rp.   387.500,-
                    
                                              (a) Jumlah total                = Rp.2.687.500,-


Pemasukan
-    Hasil pertambahan berat badan
      0,8 x 150 hari x Rp. 23.000,-      = Rp.  2.760.000,-
-    Hasil pupuk kandang
     8 kg x 150 hari x Rp. 75,-            = Rp.      90.000,-
-    Urin sapi tertampung
     5 liter x 150 hari x Rp. 1.000,-      = Rp.    750.000,-
                                           (b) Jumlah     = Rp.  3.600.000,-

Keuntungan/ekor/periode (150 hari) = (b) – (a) = Rp. 912.500,-
Keuntungan/ekor/bulan                      = Rp. 166.000,-

Perhitungan 1 tahun

Tahun I
-    Pendapatan :
     Penjualan ternak 13 kali = 13 x 50 = 650 ekor
     = 650 x Rp. 912.500,-     = Rp. 593.125.000,-

-    Pengeluaran :
    Penyusutan 1 tahun           = Rp. 309.565.000,-
    Devisiasi 5%                     = Rp.   29.656.250,-
    Pajak   10%                      = Rp.   59.312.500,-
                             Jumlah     = Rp. 398.533.750,-

-    Pendapatan bersih tahun I     = Rp. 194.591.250,-

Tahun II dan seterusnya
-    Pendapatan penjualan ternak 23 kali = 23 x 50 = 1.150 ekor
     = 1.150 x Rp. 912.500         = Rp. 1.049.375.000,-

-    Pengeluaran
     Penyusutan tahun                = Rp.    309.565.000,-
     Deviasi 5 %                         = Rp.      52.468.750,-
     Pajak 10%                           = Rp.    104.937.500,-
                              Jumlah         = Rp.    466.971.250,-

Keuntungan bersih tahun ke II dst     = Rp.    582.403.750,-
Neraca 10 tahun
sapi tabel
Perhitungan apabila ditutup pada tahun ke X
Pendapatan :
-    Pendapatan bersih 10 tahun     = Rp.   5.261.092.900,-
-    Penjualan 550 ekor sapi           = Rp.   5.500.000.000,-
-    Penjualan sisa asset dll            = Rp.        50.000.000,-
                                                Jumlah     = Rp. 10.811.092.900, -

Pengeluaran :
-    Pengadaan sapi 550 ekor             = Rp.    5.500.000.000,-
-    Perhitungan penyusutan yang
     belum dihitung selama 5 tahun     = Rp.       502.825.000,-
                                        Jumlah     = Rp.    6.402.825.000,-

Keuntungan selama 10 tahun         = Rp.    4.408.267.900,-

1 komentar:

  1. sip infoma...?

    http://mangungnews.blogspot.com
    http://bangkupit.blogspot.com
    www.mitrausahaanda.com

    BalasHapus